SIAPKAH INDONESIA MENGAHADAPI " NEW NORMAL"
INDONESIA tengah bersiap untuk menyambut fase baru dalam menghadapi virus corona, yaitu hidup berdampingan dengan virus tersebut atau yang di sebut "NEW NORMAL"
pemerintah saat ini sedang gencar gencarnya mempersiapkan prosedur yang akan diterapkan disaran publik sepanjang obat dan vaksin CORONA (COVID - 19) belum ditemukan.
APAKAH INDONESIA SUDAH SIAP?

menurut saya indonesia belum siap untuk menghadapi NEW NORMAL kenapa? karna ada syarat atau kriteria yang belum dipenuhi indonesia untuk melaksanakan NEW NORMAL.
seperti yang saya kutip dari halaman website merdeka.com
Pakar kesehatan : New normal ada 4 kriteria, RI belum penuhi syarat
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Hermawan Saputra mengkritik persiapan pemerintah menjalankan kehidupan new normal. Menurut dia belum saatnya, karena temuan kasus baru terus meningkat dari hari ke hari.
"Saya kira baru tepat membicarakan new normal ini sekitar minggu ketiga/empat Juni nanti maupun awal Juli. Nah, sekarang ini terlalu gegabah kalau kita bahas dan memutuskan segera new normal itu," ujar Hermawan saat dihubungi merdeka.com, Senin (25/5).
Terlalu dini, maksud Hermawan adalah wacana new normal ini membuat persepsi masyarakat seolah-olah telah melewati puncak pandemi Covid-19, namun kenyataan belum dan perlu persiapan-persiapan dalam new normal tersebut.
"Jadi, new normal ini adalah sesuatu yang akan dihadapi, namun berbincang new normal ini banyak pra syaratnya. Pertama, syaratnya harus sudah terjadi perlambatan kasus. Dua, sudah dilakukan optimalisasi PSBB," sebutnya.
Ketiga, masyarakatnya sudah lebih memawas diri dan meningkatkan daya tahan tubuh masing-masing. Keempat, pemerintah sudah betul-betul memperhatikan infrastruktur pendukung untuk new normal.
"Selanjutnya, apakah hal ini sudah berlangsung dan sudah terjadi, rasanya belum," sambungnya.
saya bertanya kembali APAKAH PUNCAK COVID 19 BELLUM LEWAT ? (sumber merdeka.com)
Hermawan mengatakan, puncak pandemi belum dilewati bahkan kasus cenderung naik. Akibatnya, prediksi-prediksi yang mengatakan puncak pandemi pada awal Juni akan mundur hingga akhir Juni maupun awal Juli.
"Hemat saya kita harus bersabar dan memiliki daya tahan ya. Namun itu tergantung dari pemerintah, harus konsisten juga dalam mengambil kebijakan, disiplin untuk memberikan statement dan juga adanya penguatan-penguatan pelayanan di lapangan," tuturnya.
Sementara itu, dia mengungkapkan, dampak dari perbincangan new normal belakangan ini buat masyarakat alami pandangan, kebebasan tanpa melihat potensi penyebaran virus corona (permisivisme).
"Jalanan kembali ramai, keramaian ini tidak hanya di area publik, seperti pasar. Tetapi, keramaian itu juga terjadi di tempat-tempat keagamaan dan aktivitas kantor industri. Nah ini juga harus diwaspadai, seolah new normal, tapi kita ini kembali pada keramaian seperti tidak ada kasus Covid saja," jelasnya.
Menurutnya, new normal berarti ada perilaku baru, budaya baru, dan juga ada fasilitas maupun kebijakan yang baru baik dari sisi masyarakat maupun pemerintah berdasarkan kedisiplinan. [rnd]
apakah indonesia juga sudah siap apabila akan datangnya gelombang kedua ?
kita belajar dari virus Flu yang menghantam spanyol pada tahun 1918,
Flu Spanyol , juga dikenal sebagai pandemi flu 1918 , adalah pandemi influenza mematikan yang luar biasa yang disebabkan oleh virus influenza A H1N1 . Berlangsung sekitar 15 bulan dari musim semi 1918 (belahan bumi utara) hingga awal musim panas 1919, [2] [3] menginfeksi 500 juta orang - sekitar sepertiga populasi dunia pada waktu itu. [4] Jumlah korban diperkirakan sekitar 17 juta hingga 50 juta, dan mungkin setinggi 100 juta, menjadikannya salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia. [5]
Untuk mempertahankan moral, sensor Perang Dunia I meminimalkan laporan awal penyakit dan kematian di Jerman, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat. Surat kabar bebas untuk melaporkan efek epidemi di Spanyol yang netral, seperti penyakit parah Raja Alfonso XIII , dan kisah-kisah ini menciptakan kesan yang salah tentang Spanyol sebagai pukulan paling keras. Ini memunculkan nama "Spanyol" flu. Data historis dan epidemiologis tidak memadai untuk mengidentifikasi dengan pasti asal geografis pandemi ini, dengan beragam pandangan mengenai lokasinya.
Kebanyakan wabah influenza secara tidak proporsional membunuh orang yang sangat muda dan sangat tua, dengan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi untuk mereka di antaranya, tetapi pandemi flu Spanyol menghasilkan tingkat kematian yang lebih tinggi dari perkiraan untuk orang dewasa muda. [6] Para ilmuwan menawarkan beberapa penjelasan yang mungkin untuk tingginya tingkat kematian pandemi influenza 1918. Beberapa analisis telah menunjukkan virus itu sangat mematikan karena memicu badai sitokin , yang merusak sistem kekebalan yang lebih kuat pada orang dewasa muda. [7] Sebaliknya, analisis jurnal medis tahun 2007 dari periode pandemi menemukan bahwa infeksi virus tidak lebih agresif daripada jenis influenza sebelumnya. [8] [9] Sebaliknya, malnutrisi , kamp medis dan rumah sakit yang penuh sesak, dan kebersihan yang buruk, semua diperburuk oleh perang baru-baru ini, mempromosikan superinfeksi bakteri. Superinfeksi ini membunuh sebagian besar korban, biasanya setelah ranjang kematian yang agak lama. [10] [11]
Flu Spanyol 1918 adalah yang pertama dari dua pandemi yang disebabkan oleh virus influenza A H1N1 ; yang kedua adalah pandemi flu babi 2009 . [12]
yang kita harapkan adalah APAPUN KEBIJAKAN YANG DIAMBIL PEMERINTAH SEMOGA SAJA MENJADI JALAN TERBAIK DAN APAPUN KONSEKUENSINYA HARUS DITERIMA DAN HARUS SIAP.
SEMOGA PANDEMI INI CEPAT BERLALU DAN CEPAT DITEMUKAN VAKSIN BESERTA OBATNYA.
JAGA KEBERSIHAN DAN JAGA KESEHATAN SAYANGI ORANG ORANG YANG BERADA DI LINGKUNGAN ANDA APABILA ANDA MERASA KURANG SEHAT SEBAIK NYA MENJAUH DARI ORANG ORANG YANG ADA DISEKITAR ANDA SAMPAI ANDA MERASA SUDAH MEMBAIK 100%.
APABILA ANDA MASIH BELUM MERASAKAN SEMBUH CEPATLAH MENGHUBUNGI PARA MEDIS DAN RUMAH SAKIT RUJUKAN DEMI MEMPERCEPAT PERPUTUSAN PENULARAN COVID-19
INDONESIA BISA
Komentar
Posting Komentar